Smile for the picture, love! I’ll remember every little move you make.
“Karena aku takut lupa, jadi aku selalu mau ingat semua hal tentang kamu.” Sore belum selesai menggurat jingganya ketika kami tiba di tempat makan yang tampak biasa saja dari luar, tapi penuh cerita begitu kaki melangkah ke dalam. Lampu-lampu gantung bergoyang pelan ditiup angin kipas langit-langit, dan suara piring beraentuhan samar membentuk latar bagi tawa-tawa kecil kami. “Aku pesan yang biasa, ya?” tanyaku sambil menyentuh buku menu. Ia mengangguk tanpa melihat, terlalu sibuk memotret gelas air yang berembun. “Aku suka tempat ini,” lanjutku. “Tenang. Kayak kamu.” “Kamu selalu bilang gitu tiap kita ketemu,” katanya sambil tertawa. “Tapi aku nggak pernah bosan dengernya.” Malam terus menua. Kami berjalan menelusuri gang kecil yang dihiasi lampu kuning temaram. Tak ada tujuan pasti, hanya langkah-langkah yang saling mengikuti. Kadang ia memegang tanganku, kadang ia hanya menggoda dengan menyentuh lengan dan kemudian menjauh seperti anak kecil yang tahu dirinya dicintai. “Kalau n...