Silent.
Ada satu malam ketika pikirannya melangkah terlalu dekat ke batas yang tidak pernah ia beri nama. Bukan karena ia benar-benar ingin pergi, melainkan karena hidup terasa terlalu bising untuk ditahan, terlalu menyakitkan untuk diteruskan. Ia duduk lama dengan tubuhnya sendiri, merasa asing di dalamnya, seolah keberadaannya adalah beban yang salah ditempatkan di dunia ini. Ia bertanya-tanya bagaimana rasanya jika semua rasa berhenti menuntutnya untuk kuat. Jika dadanya tidak lagi harus menahan sesak setiap kali bernapas. Jika luka-luka yang tidak terlihat itu tidak lagi harus dijaga agar tetap rapi. Pikiran itu datang tanpa bentuk, tanpa rencana, hanya keinginan samar untuk tidak merasakan apa pun lagi. Dan justru di situlah ia ketakutan, pada dirinya sendiri. Namun malam itu berlalu seperti malam-malam lainnya. Tidak ada keputusan. Tidak ada peristiwa besar. Ia hanya tetap duduk di tempatnya, dengan jantung yang masih berd...